Mencintai Bukan Berarti Harus Memiliki Benarkah?

Apakah kamu setuju dengan judul di atas? Aku yakin, ada yang setuju, dan juga tidak, sebab jika kita mencintai seseorang langsung ingin memilikinya, kita jadi orang yang sangat egois. 

Memaksakan kehendak kita. Alih-alih terlalu ngebet mendapatkan dia, malah jadi bumerang untuk diri sendiri. 

Orang yang kita cinta bisa berbalik tidak suka sama kita, karena merasa terlalu didesak.

Ada juga pemikiran yang lain yaitu, untuk apa aku lelah mencintainya kalau nanti dia tidak bisa bersamaku membangun sebuah masa depan? 

Sama dengan menjaring angin menuai hampa! Waktu terlalu berharga untuk dibuang begitu saja tanpa ada hasil. 

Paling tidak, ada harapan, dan tujuan untuk melanjutkan cinta ke arah yang lebih serius. Jadi, apakah salah, kalau aku cinta seseorang, maka dialah pilihan hidupku, dan juga milikku? 

Sebuah pertanyaan yang sulit dijawab.

Mencintai bukan berarti harus memiliki benarkah?
Unsplash Images

Sebaliknya, jika kita hanya mencintai tapi tidak berusaha untuk mendapatkannya, atau tidak bisa miliki dia, maka orang lain akan mengambilnya dari tangan kita. 

Lalu untuk apa cinta? Tahukah kamu bahwa, cinta itu lebih dari sayang? Ia membutuhkan lebih dari hanya sekedar sayang.

Aku pribadi sangat dilema ya, mengatakan pendapat di atas benar, lalu yang lain salah. Tapi mungkin adabaiknya, kita bangun pikiran kita bahwa, semua itu butuh sebuah proses, dan perjuangan. 

Bahkan, pengorbanan yang tidak sedikit. Kadangkala cepat, tapi juga bisa sangat lama. Bahkan, sampai harus berpisah setelah sekian hari dijalani.

Kalau aku meminta kamu untuk memilih, kamu akan pilih yang mana? Aku yakin kamu cenderung memilih mencintai, dan memiliki. 

Siapa sih yang mau membangun cinta untuk ditinggal pergi? Cinta hanya sekedar permainan belaka. Tampaknya hidup di dunia saat ini, kita tidak perlu lagi terpaku dengan slogan tersebut. 

Tidak usah berpegang pada kata-kata semacam itu yang membuat kita patah semangat untuk melangkah.

Aku telah mengadakan survei terbatas berupa kuesioner, dan ternyata mendapatkan jawaban yang terbanyak adalah mencintai, dan memiliki. Suatu hal yang lumrah.

Ada banyak harapan di dalam membangun sebuah cinta

Tuhan menciptakan semua makhluk di muka bumi ini berpasang-pasangan, dengan maksud, agar saling memiliki. 

Di dalam sebuah percintaan, tentu saja ada segudang harapan di antara kedua belah pihak. Harapan itu terdiri dari banyak hal. 

Menikah, punya keturunan, membangun hubungan yang harmonis, punya rumah masa depan, dan saling menjaga.

Tapi terkadang ada yang menjadikan cinta sebagai pengisi waktu saja

Adakalanya seseorang mencintai cuma sebatas ingin saja. Mengisi waktu luang, sebagai penyemangat. Tidak ada tujuan. Kalau ditanya, "kapan kamu melamar dia?" Jawabannya, "ooh, masih lama, belum tahu juga kapan, sekarang tidak berpikir ke situ." 

Atau, kamu sudah serius sama dia? "nggak tuh, biasa aja. Masih konsentrasi dengan kerjaan. 

Jalanin dulu apa adanya. Kalau memang sudah waktunya, aku baru serius." Ini tandanya memang dia tidak ingin terikat, dan belum mau diikat dengan cinta. 

Lantas, hubungan macam ini mau bertahan sampai kapan?

Kalau seperti ini namanya bukan cinta, tapi, kamu hanya sekedar sayang. Untuk memenuhi kekosongan hati, menemani kesendirian agar tidak kesepian, saling berbagi cerita, berjalan bersama-sama mengusik kebosanan, dan bersenang-senang. Tidak lebih dari itu.

Ataukah kamu tega membiarkannya mesrah dengan orang lain

Manusia normal tentu jauh dari prinsip ini. Ia pasti berusaha untuk menggenggamnya erat. Tidak terjebak pada istilah jodoh itu di tangan Tuhan. 

Kalau sudah berjodoh kemanapun dia akan kembali padaku. Lalu pasrah, dan masa bodoh. Tidak ada usaha apa-apa. 

Lipat tangan, pangku kaki, dan buka mata melihat dia yang dirimu cintai bermesrahan dengan orang lain. 

Maka tanpa sadar, kesempatan manis bagi kamu akan menjauh, karena setiap kali kamu cinta seseorang, kamu memberinya jalan untuk pergi menemukan hati yang lain.

Ada juga yang merasa lelah ketika ia membina hubungan dengan seseorang tetapi tidak ada tanda-tanda untuk diseriusin

Tahukah kamu, banyak orang merasa lelah sudah membina cinta sekian lama, tetapi tidak ada tanda kalau dia akan dipinang. 

Tanpa kata-kata ia sedang menunggu kapan si dia memintaku menjadi pendampingnya. Terus terang, kebanyakan wanita ada di posisi ini. 

Aku tidak tahu, apakah kamu pernah merasakannya, atau tidak. Ini hal yang wajar. Sangat tidak enak punya hubungan yang begini. 

Mau bertanya, ada rasa segan, dan malu, karena wanita kan sifatnya menunggu. Tapi sampai berapa lama? Sementara wanita sangat membutuhkan kepastian.

Jika mengalami hal demikian, sebaiknya wanita mundur saja. Si dia tidak berniat untuk membawamu ke jenjang yang lebih serius. 

Dia juga belum mau mengambilmu menjadi miliknya. Jangan bertahan untuk sesuatu yang tidak pasti. Tidak perlu menyesal karena waktu kamu sudah terbuang sia-sia. 

Di luar sana masih banyak kesempatan terindah untuk dirimu.

Mencintai memang perlu kesabaran lebih

Dalam hal ini kita harus sabar dan berbesar hati. Cinta tidak selalu membuat seseorang berbahagia, namun, seringkali cinta itu menggores luka di hati. 

Bahkan, ia harus merelakan cinta itu pergi. Jadi bersabar adalah poin paling penting. Jika tidak, kita mudah hancur. 

Kamu tidak akan pernah mengerti bahwa, cinta yang yang terjalin saat ini apakah bisa bertahan, ataukah nanti pupus di tengah jalan. 

Apakah kita bisa memiliki dia yang seutuhnya, atau cuma setengah saja. Perjalanan cinta tidak semulus apa yang kita bayangkan. Di awal manis tapi akhirnya pahit.

Ternyata ada banyak halangan yang membuat cinta tak bisa memiliki

Kendala terbesar adalah, kita direstui, atau tidak oleh orang tuanya. Banyak perbedaan bisa menyebabkan semua itu terjadi. 

Berbeda prinsip, pendidikanmu tidak setara dengan dia yang terlalu tinggi, sedangkan dirimu biasa saja, atau sebaliknya. 

Maka, cinta harus berhenti sampai di situ. Apa kita mesti marah, benci, dan menyesal? Betapa sakit rasanya. 

Pengorbanan yang tidak dapat dinilai dengan uang. Sebaiknya berbesar hati untuk menerima.

Cinta adalah sebuah misteri yang tak pernah terpecahkan oleh siapapun

Bayangkan saja, seorang wanita Indonesia bisa mendapatkan jodohnya dengan pria yang berbeda negara. Orang yang tidak pernah kita kenal. 

Tidak tahu dengan siapa cinta kita jatuh. Apakah sekali pcaran langsung menjadi satu? Ataukah beulangkali putus cinta. Kita tidak bisa meramalkan di mana jodoh kita.

Catatan
Memiliki atau tidak, cinta tetaplah cinta. Ia tidak pernah peduli kapan ia datang, dengan siapa, dimana ia akan jatuh. 

Semua orang tidak pernah menyadari, kalau ternyata ia telah jatuh cinta. Yang terpenting di sini adalah, kamu harus jujur menjalaninya, dan tidak boleh memaksakan kehendak, jika tidak ingin terluka hati. 

Mencintai belum tentu membuat kamu bahagia saat kalian bersatu, tetapi jika kamu berbahagia dengan dia, itu berarti kamu sudah menemukan cinta sejati. 

Jadi, tetaplah berjuang untuk mendapatkan cinta yang sebenarnya. Jangan menyerah, dan masa bodoh. Ayo, kamu bisa..

Menjadi seorang yang romantis itu artinya kau harus bangun setiap hari, dan bertanya pada dirimu, apa yang bisa aku lakukan hari ini untuk membiarkan kekasihku mengerti bahwa, ia di puja. [Kane, seorang Psikolog].
Semoga berguna. Salam hangat..

6 comments for "Mencintai Bukan Berarti Harus Memiliki Benarkah?"

  1. Seingat saya, saya pernah jatuh cinta teramat dalam, meski mungkin akhirnya terlupakan (jatuh cinta dalam apaan tuh kalau dilupakan hahaha).

    Pertama, ketika saya pertama jatuh cinta sama kakak kelas, meski mungkin cinta monyet, tapi saya rasa saya begitu menikmati cinta tak berbalas bahkan tak pernah terucap itu.

    Saya menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menunjukan perhatian, sampai saya sudah kuliah jauh di kota lain, saya masih setia menelponnya untuk mengucapkan selamat ultah, dan dia tidak pernah tahu kalau itu adalah saya.

    Yang kedua, saat saya sudah kerja, saya jatuh cinta sama tunangan orang.
    Tapi jujur, saya sama sekali nggak berminat memiliki, bukan hanya karena dia milik orang, tapi karena saya kurang yakin bisa menerima sifatnya.

    Aneh ya, apa itu cinta ya namanya, kalau masih ada syarat.

    Saat itu cinta saya berbalas, tapi hanya sekadar kata, saya tahu dia punya tunangan dan hampir menikah, dan saya juga udah punya pacar.
    Dan memang saya sama sekali nggak pernah berpikir ingin memiliki.

    Tapi beda cinta dengan pasangan dalam ikatan, menurut saya, apalah artinya kata cinta, jika memang harus berpisah atau bercerai.

    Cinta dalam hubungan suami istri, seharusnya mencari jalan untuk selalu bersama :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu berarti 'jatuh cintanya' gak terlalu dalam, alias biasa2 ajah... sbb, klo mba jatuh cinta teramat dalam, gak akan terlupakan, meski dia bukan milik mba.

      Cinta yang gak ada bebannya, 'cinta monyet' memang asyik jalani cinta yang seperti ini. Cuma, ada sebagian orang yang kelepasan. Cinta yg seperti ini kan tidak mengharapkan yang lebih, tapi hanya utk enjoy aja.

      Tapi, rupanya mba Rey cinta beneran, bukan cinta monyet. Sayang mba gak mau jujur... maka cinta itu gak kesampaian. Dia pikir, itu adalah perhatian dari seorang teman saja.

      Itu berarti mba Rey berpikir positif. Daripada memaksakan keadaan, nanti tambah runyam, karena mba masih ragu, apakah bisa menerimanya gak? memgingat sifatnya itu.

      Mba, yang namanya cinta tulus itu gak ada syarat apa2.

      Cinta dalam sebuah keluarga, antara pasangan suami istri, adalah cinta yang salin g membutuhkan. Cinta tulus yang penuh dengan komitmen. Pasangan ini harus tenggelam bersama untuk mengerti, menerima, dan memberi.

      Delete
  2. Setuju dengan judul di atas. Saat kita bisa sampai pada tahap "berkorban" bagi orang yang kita kasihi, maka kata cinta akan berubah menjadi "kasih sayang". Itu bagaikan kasih sayang seorang ibu untuk anak-anaknya. Walaupun kelak sang anak menikah dan pergi dengan perempuan lain, kasih ibu tetap selamanya. Itulah sebabnya seorang pria hebat pasti akan sembah sujut pada ibunya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget mas Tikno, utk sampai ke tahap "berkorban" membutuhkan banyak wkt. Dan, tidak mudah.

      Membuang rasa cemburu, sabar, tidak egois (tdk hanya mementingkan diri.) Itulah Kasih.
      Dan, ketika cinta itu punya tujuan, maka setiap pasangan akan tiba pada kasih dan sayang itu.

      Terakhir, seorang laki2 akan pergi meninggalkan ibu dan ayahnya utk bersatu dengan pendamping hidupnya.
      Tetapi ia akan tetap mengingat cinta dan kasih ibunya.

      Aku suka yang mas bilang "Pria hebat pasti akan sembah sujut pada ibunya"
      Boleh aku tambah mas? "Wanita kuat juga harus mencintai dan berbakti kepada ibu dan ayah"

      Di dalam hidup ini hanya ada 2 cinta yang tulus
      1. Cinta Tuhan kepada manusia
      2. Cinta seorang ibu kepada anaknya

      Thanks mas.....

      Delete
    2. Hhmm... dari pasangan juga ada yang tulus. Jangan terlalu pesimis. Hanya saja persentase (probabilitas) untuk mendapatkannya tidak sebesar 2 poin yang Ike sebutkan di atas.

      Delete
    3. Hehehe, iyaiyaaaa....
      Barangkali aku terlalu pesimis mas...
      😊🙏

      Delete

Copy paste adalah tindakan yang sangat tidak menyenangkan.