Untuk Kamu Yang Pernah Mutusin Aku

Untuk kamu yang pernah mutusin aku secara sepihak. Aku tahu, mengapa kau tega melakukan itu padaku yang selalu setia, karena kamu sudah menyimpan wanita lain. 

Tapi, setiap kali kami ketemuan kamu tampil dengan perlente di depan mataku. 

Kamu memang ahli dalam urusan itu.Yang lebih tegas lagi aku bilang kamu spesialis dibidangnya.

Makanya selama kami jalan bareng aku nggak pernah menaruh curiga padamu. Laki-laki play boy sejati cap kerbau. 

Okelah, kamu boleh berbangga diri dengan prestasimu itu. Teruskan saja nggak apa-apa tidak ada yang melarangmu yang penting aku selamat dari cengkeraman kebohonganmu.

Untuk kamu yang pernah mutusin aku
Terima kasih Tuhan, dia mutusin aku. Unsplash Images

Aku harap, semoga kamu dengan pacarmu yang sekarang tetap langgeng. Jangan lanjutkan kebiasaanmu itu. 

Apa kamu nggak capai berganti pasangan terus? Mau sampai umur berapa kamu pelihara kebiasaanmu. 

Aku bebas-sebebasnya. Lega hatiku ini.

Aku merasa beruntung diputusin kamu

Tuhan sudah sediakan yang terbaik bagiku. Ia tahu, aku lebih pantas mendapatkan seseorang yang jujur, dan setia. 

Karena, jika aku teruskan hubungan denganmu, mungkin saja di belakang hari, aku mengalami kecewa, dan sakit hati yang lebih dalam. 

Makanya, aku sangat bersyukur pada Tuhan. Segalanya telah diatur. Dia sutradara yang paling tahu, dan itu adalah Tuhan yang mencintaiku.

Kata hatiku lebih baik di awal aku sudah disakiti daripada diriku kecewa berat di akhir. Betul kan?

Karena sudah pasti diriku lebih banyak berkorban. Waktu, tenaga, dan pikiran terkuras habis untuk jalani hubungan sama dia. 

Belum lagi, sudah semakin banyak melibatkan orang-orang di sekitar kami. Keluarga, saudara juga sahabat. 

Cukuplah, karena nanti bukan saja aku yang merasa kecewa, tapi mereka orang-oarang kesayanganku pun merasakan perasaan yang sama dengan aku.

Kamu putusin aku itu sebagai alaram pengingat

Aku merasa bahwa, itu alarm dari Tuhan bagiku sudah sampai di batas mana aku sama kamu? 

Jangan sampai kamu mengambil lebih jauh dari apa yang seharusnya. Mengingat sifatmu, yang suka berbohong. 

Sangat merugikan diriku sebagai seorang perempuan baik-baik. Bahwa, aku harus stop dengan kamu. 

Jadi, aku tidak boleh menyesal, malahan diriku harus mengucap syukur, dan berterimakasih pada Tuhan, karena Dia tidak lepas tangan dariku.

Kamu tahu, aku sekarang lebih bahagia. Meski waktu kamu putusin aku secara tiba-tiba, sampai aku patah hati, kehilangan kepercayaan diri, kecewa, dan sakit hati. 

Aku lalu dengan susah payah bangkit menghibur diriku. Mencari pelarian yang tepat bagi jiwaku yang kacau waktu itu. 

Kamu nggak menyangka, aku bisa setegar ini bukan? Kamu pikir, aku pasti frustrasi lalu lari pada jalan salah. 

Ternyata, aku yang sekarang kau lihat lebih baik, lebih cantik, lebih bahagiaaaa....

Nggak ada hujan, angin tiba-tiba kamu putusin aku

Padahal, waktu itu kami habis jalan bareng. Rasanya nggak ada yang aneh, dan salah dengan diriku. 

Mungkin kamu sengaja, karena aku sudah merasakan hal yang aneh, yang kamu lakukan terhadap aku seperti bertengkar, supaya ada alasan untuk kamu kabur dariku. 

Tapi, apa yang terjadi, kau samasekali nggak  bisa membuktikan kesalahanku kan? Atas dasar itulah tingkah lakumu mulai jadi aneh nggak karuan. Aku jadi geli sendiri lihat sikap kamu itu.

Aku mau kamu jujur saja sama aku, bicara apa adanya. Jangan suka pura-pura. Kita berdua kan bukan dua orang yang baru ketemuan. 

Kita sudah  dua tahun! Masa kamu belum kenal sifatku? Bicara saja, aku tidak marah, dari pada kau putusin aku tiba-tiba. 

Aku pikir, siapapun yang berada di posisiku pasti sakit hati, dan merasa tidak dihargai.

Waktu itu kamu merasa menjadi seorang pemenang 

Tapi, sebetulnya aku bilang kamu kalah, mengapa? Karena kamu nggak gentle

Kamu adalah seorang pecundang yang bisanya hanya di belakangku. Nggak berani membuat keputusan bersama. 

Laki-laki pengecut kelas teri yang takut berhadapan dengan perempuan. Sampai kapanpun, kamu tidak akan pernah bisa dewasa dalam berpikir, atau bersikap.

Padahal, kamu kan calon suami, bapak, dan ayah dari anak-anakmu kelak. Iya kan? 

Aku pikir umur kamu juga sudah nggak remaja lagi. Lulus kuliah, berarti sudah dalam tahap mempersiapkan diri, dan masa depan ke arah yang lebih baik. Menentukan pilihan hidup termasuk pasangan jiwa.

Kamu masih suka di zona nyamanmu 

Aku heran melihat dirimu nggak mau berubah sedikitpun. Terus saja sampai kau kena batunya. Lalukan sesukamu, habiskan masa mudamu dengan hal-hal negatif'. 

Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Sanking seringnya kamu begitu, akhirnya jadi tabiat. 

Yang herannya, kamu malah berbangga diri. Memelihara sifat burukmu dari hari ke hari, nggak mau berusaha berubah. Kamu tahu, sebetulnya kamu bisa asal kamu mau pasti ada jalan.

Untung kamu putusin aku waktu itu

Memang waktu itu aku merasa kecewa, dan sakit hati, tapi itu nggak bertahan lama, karena Tuhan memberiku seseorang yang aku rasa lebih segalanya dari kamu. 

Makanya, aku ucapkan beribu kali syukur pada Tuhan yang mengabulkan kamu putusin aku. Semua ada hikmahnya bagiku. 

Ada maksud Tuhan yang terindah di balik semua itu. Kalau nggak, mana bisa aku menemukan pria yang amat mencintaiku saat ini?

Aku sadar, dalam status pacaran, memang kita masih mungkin untuk berpisah. Mencintai kan tidak harus memiliki, kata orang pintar. Itu wajar saja, namanya juga masih dalam tahap memilih, menyesuaikan, belajar. 

Nggak ada suatu ikatan apapun, yang menjamin kita harus terus sampai finish. Atau, pokoknya kita mesti sampai menikah. 

Kamu, dan aku boleh memilih dengan catatan kami nggak ada yang terluka, atau sakit hati.

Terus gimana caranya? Ya kami ngaku saja terus terang, kalau sudah nggak ada kecocokan dalam hubungan kami pada tahap pacaran ini karena, (kasih penjelasan yang tepat, dan jujur), supaya nggak terjadi salah pahan juga tersinggung. 

Dengan begitu, kami pisah baik-baik, dan bisa jadi kamu, dan aku jadi sohib number one (sahabatan kental), atau bahkan saudaraan. Asyik tidak seperti ini bro?....😊 aku yakin 99 persen iya.

Segala sesuatu yang terjadi itu ada hikmahnya

Percaya, atau nggak, tapi segala sesuatu yang terjadi, dan menimpa diri kita ada hikmahnya di balik itu. Rahasia Tuhan yang tidak pernah kita tahu sebelumnya. 

Mulai saat itulah, aku mengubah mindset ku. Dari negatif menjadi positif, dan berpengaruh sekali dalam hidup aku saat ini. 

Nggak ada gunanya, kalau aku jadikan dia sebagai musuhku. Toh saat ini Tuhan sudah memberiku yang terbaik.

Catatan: Ada nggak seseorang merasa bahagia, dan terimakasih saat dia diputusin pacarnya dengan alasan yang tidak jelas? 

Aku pikir,  jarang ada ya untuk ukuran manusia normal. Tapi, ada prosesnya setelah semua itu dilalui dengan rasa marah, jengkel, dan biasanya sakit hati, lalu perlahan stabil lagi. 

Tapi, kalau sama-sama meng-iyakan putusnya, artinya sudah saling bicara, maka hasil akhirnya 100 persen damai jiwa. Setuju?

Pesan untuk wanita-wanita cantik jika kalian di putusin pacarmu, jangan lama-lama pendam kesal nanti rugi sendiri sementara dia happy....

2 comments for "Untuk Kamu Yang Pernah Mutusin Aku "

  1. Belum pernah merasakan diputuskan orang, tapi pernah ingin diputuskan paksu, katanya dia udah nggak mau meneruskan hubungan sama saya.

    Santai betoolll, dipikir kita pacaran apa, waktu pacaran saya kabur ke ujung duniapun dia ikuutt mulu, setelah nikah baru 5 tahun udah mau nyerah, trus anak nggak mau diurus.

    Bikin ilfil ih, hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waduh, mengapa segampang itu paksu ingin putus? Agak egois!!
      Ini kan bukan masih pacaran, tapi sudah berkeluarga. Mana bisa dengan
      seenaknya begitu?

      Kalo memang diantara hati berdua ada ganjalan, mestinya paksu
      berbesar hati untuk selesaikan. Jgn ego yg dipegang.

      Bukan cuman berdua, tapi ada anak2 yg paling merasakan dampak ini.
      Dikira berkeluarga ini hanya manis2 aja. Nggak ada susah. Klu
      begitu belum siap.

      Moga ada satu hari nanti pasti ada titik terang. Doaku begitu.

      Delete

Copy paste adalah tindakan yang sangat tidak menyenangkan.