Tuhan Aku Merasa Sendiri Dalam Cinta Ini

Tuhan aku merasa sendiri dalam cinta ini, tapi, aku sudah punya seseorang. Dia yang begitu dekat dengan ku, ya, dia pasangan hidup lalui waktu bersama. Perlahan semua telah berubah. 

Aku tak sempat bertanya, mengapa? Semua berjalan seperti tak terjadi apa-apa. 

Tetapi ruang-ruang hati ini mulai terasa hampa. sesak dada, sesah di hati. Entahlah, begitu banyak yang tersimpan.

Mungkin saja unek-unek yang secara tak sadar ada. Aku manusia bukan malaekat. Artinya, aku juga bisa merasakan kesal, aku juga bisa tidak suka, bahkan sampai membenci. 

Tapi, aku belajar menaklukkan diriku atas rasaku ini. Untung saja aku sudah belajar sabar, dan mematikan rasa egoku! Demi memahami karaktermu.

Aku tahu, yang kulakukan selama ini padamu mungkin tak berarti apa-apa. 

Meski aku telah berusaha semampuku, mengumpulkan segala kelebihanku, dan memberikannya padamu supaya kau bisa sedikit melihatku dengan hatimu yang iklas bahwa, aku pantas kau jadikan seseorang yang berarti disisimu. 

Bukan hanya sekedar ada....

Tuhan aku merasa sendiri dalam cinta ini
Aku selalu merasa sendiri. Unsplash Images

Aku ingin kau berbagi apa saja tentang dirimu, seperti dulu kita baru memulai. 

Entah itu masalah, atau urusan-urusan yang rumit, yang membuatmu lelah seharian, merasa bosan, sumpek, bahkan terkadang kejengkelanmu yang terlihat diraut wajahmu, dan, kamu menyembunyikan masalahmu dariku. 

Kau simpan sendiri seolah aku tak pernah ada. Kau anggap apa aku ini? Jujur aku sedih, aku sakit. Aku merasa tidak berguna.

Kamu selalu memandangku lemah, tidak lebih dari itu. Tidak mengerti kapan kamu mencap aku dengan  cara pandangmu ini. 

Mestinya kami jalani setiap hari penuh arti, terisi cinta, tapi kami jauh dari itu, berbeda sekali. Kami tak seperti dua orang yang layak mengarungi samudera kehidupan ini. 

Kami punya jalan sendiri-sendiri. Kamu, dan aku sudah banyak kehilangan kesempatan. Dimana hari-hari indah berlalu begitu saja.

Semua kuhadapi sendiri, sementara kau? Kemana?

Saat masalah datang, aku hadapi sendiri. Kau lepas tangan, dan tidak mau ikut campur, sedangkan itu masalah aku, dan kamu. 

Aku berdiri di tengah-tengah badai, dan gelombang yang menghempas. Aku mau kami sama-sama berjuang. 

Aku mau, kamu ada di sini. Bukannya aku sendiri yang mesti tanggung semua ini.

Aku tahu, kau selalu ingin yang sempurna. Kau mau aku serba bisa. Kau mau aku seperti seseorang yang mungkin kau idolakan. 

Entahlah,.. pikiranku campur aduk. Kamu membuatku semakin tidak memahami dirimu. Iya, kamu yang sekarang. 

Aku tak bisa telusuri isi hatimu, pikiranmu. Hanya kau, dan Tuhan yang tahu. 

Terlalu merasa asing saat ini berdekatan, hanya sekedar untuk bertanya. Ya sudah, biar semua ini berjalan begitu saja.

Ketahuilah, aku pun banyak kekurangan, untukmu, aku mau belajar..

Aku ingin kamu tahu bahwa, aku bukan manusia sempurna, yang dapat melengkapi setiap tuntutanmu, dimana kau ingin aku ada. Aku hanyalah perempuan biasa milik Tuhan. 

Dia menciptaku dengan kelebihan, dan segala kekurangan. Maafkan aku,...mengapa kita berdua tak pernah ingin mencoba kembali membuka hati untuk memulai mengerti?

Membuka hati yang mungkin sudah lama terkunci untuk merasakan bahwa, sebenarnya di antara kami masih ada cinta, ada sayang,... kalau kami mau, kami bisa! 

Kami malah membuat tembok keangkuhan yang memisah. Apakah hati kami sudah dipenuhi oleh gunung es yang tak mungkin mencair lagi? Apakah kami hanyalah duri yang siap menusuk bila berdekap?

Jadi, untuk apa kami teruskan? Tak ada gunanya kami bangun hidup ini bersama. Semua terlihat sangat indah, seakan-akan kau, dan aku sangat berbahagia. 

Padahal, kami hanya bersandiwara, biar semua orang tahu bahwa, kami bahagia. Lalu, mereka memuji kami hebat, pasangan yang serasi. 

Berkali-kali kami tampil sempurna, sangat mesrah. Aku sudah bosan begini terus. Apakah kau tahu, aku lelah melakoni peran macam ini?

Catatan hati
Alangkah menyedihkan kehidupan ini bila dijalani dengan tidak tulus. Kami pura-pura, kalau kami bahagia, kami selalu pura-pura menjadi dua wujud yang harmonis, menunjukkan kemesraan. 

Kami pura-pura ada cinta diantara kami. Kami buat serapi mungkin, supaya dunia tahu kami bahagia. Ternyata, ada banyak rahasia. 

Kami jalan sendiri-sendiri. Membangun tembok keangkuhan yang memisah hati. Menciptakan duri dalam daging. Betapa sedihnya hidup seperti ini.

Seringkali terdengar kalimat-kalimat 'Dunia telah berubah', benarkah demikian?  Dunia tak pernah berubah, tapi kitalah yang berbeda. 

Waktu tak pernah berulang, dunia semakin tua. Umur kitapun demikian. Jadi, apakah hingga terpisahkan oleh maut, kami tetap bersandiwara melastarikan permainan ini?

Kata-kata bijak : Semangkuk sayur dengan kejujuran akan jauh lebih bernilai daripada satu porsi daging dengan tipu muslihat! Sebaris kalimat dengan kejujuran lebih bergema daripada satu paragraf kata-kata indah dengan Kebohongan. [Imanuel Kristo]
Berikut ini puisi untuk kamu. Puisi Tuhan Aku merasa sendiri dalam Cinta ini, puisi Kita Bisa Kan? Semoga kamu suka ya.

Tuhan aku merasa sendiri dalam cinta ini

Tuhan,
tolong temani
dalam menjalani hari-hari
Supaya aku kuat jalani

Kuingin berlari pergi
tiada kembali
Lalui hari-hari sepi
biarlah hati ini
menangis dalam sunyi

Tuhan,
Sungguhkah harus berakhir
sampai disini?
Ketika cinta kami t'lah berpadu
satu dalam janji..

Waktu itu kami memulai dengan
sebuah ketulusan, dan kau berjanji
kami mau hidup setia sampai
diujung hari
takkan lepas genggam jemari

Jangan, jangan izinkan itu terjadi
Aku mau tetap disini
Diam dihatimu menemani
Mari kami mulai lagi..

Kami bisa kan?

Katakan,
Apa yang harus aku lakukan?
Apa maumu aku menurut..
Hingga kau bahagia

Tapi jangan diam seribu bahasa
Kami bisa kan?
Membuat ini lebih indah
Indah seperti waktu dulu kami
mulai..

Kami bisa kan?
Membuat benci jadi sayang
Seperti dulu tiada pernah
kau lupa bilang sayang

Kami bisa kan?
Membuat dingin menjadi hangat
Seperti dulu kau peluk relungku
Mencium keningku

Kami bisa kan?

Membuat sedih menjadi bahagia
Seperti dulu kau bisikkan
kata membuatku tertawa kecil
kau genggam jemariku erat
matamu tak lepas memandangku
kau beriku isyarat hati bahwa,
Kau segera kembali memelukku
dengan cinta..

Kami bisa?
Kami bisa..
Selalu bersama dalam suka,
dan susah

Jangan berubah
sedikitpun jangan
Lihat aku yang selalu ada
ada disini
disisimu menemani
Aku yang dulu kau isi dengan
sayang dan cintamu..

Jakarta,

Catatan
Jika kita memelihara egois di dalam hati kita, maka yang tumbuh adalah keangkuhan. Hati kita akan mati. Mati rasa, dingin, dan membeku. Jadi sangat asing untuk orang di dekat kita, bahkan bagi diri kita sendiri. 

Bisa saja mempertahankan cinta kita, asalkan kita pegang teguh komitmen awal kita! Maukah kita membuka hati? Memulai memang sangat sulit, tetapi mengakhiri adalah sangat gampang.

Post a Comment for "Tuhan Aku Merasa Sendiri Dalam Cinta Ini"