Tuhan Aku Terpaksa Memilih Dia
"Bapak, ibu, tolong jangan biarkan hati anakmu hancur berkeping karena cinta. Harusnya, cinta itu menyatukan dua orang yang menali di atas ranting bahagia, tinggal berumah kasih dan sayang, melahirkan benih-benih surga. Bukankah aku ada karena cinta? Cinta yang tulus, cinta tanpa sakit hati dan pedih rasa. Aku bersedia berlutut membasuh dan mencium kaki ibu dan bapak dengan air mata."
"Bapak, ibu... tolong beri lap kasihmu yang dulu sering kalian berikan untuk anakmu menyeka air mata sembilu dan tangis kepedihan bila ia punya masalah. Ia haya meminta bahu kuat kalian untuk menyandarkan hatinya yang galau sesak!"
![]() |
Ekspresi sedih seorang wanita. Unsplash Images |
Aku, dan keluargaku bukanlah keluarga nggak mampu, bukan juga keluarga yang nggak berpendidikan, gila harta dan kekayaan. Lalu, apakah ini hanya sebuah ikrar antar keluarga? Atau, sekedar menjaga kelestarian suatu persahabatan? Please, ini bukan zaman Siti Nurbaya.
Memilih seseorang yang sebenarnya kau nggak suka, itu paling menyiksa..
Pernahkah kamu memilih seseorang karena terpaksa? Terpaksa karena keadaan, terpaksa karena nggak punya pilihan demi menyenangkan orang lain, lalu, mengiyakan apa mau mereka? Atau, memilih karena aku harus? Dunia ini kejam, tega membiarkan banyak hati terluka nggak peduli seberapa parahkah kau menderita, sakit hati.Ada satu kata yang paling nggak ku suka 'pasrah' itu sama saja dengan 'kalah.' Keterpaksaan merenggut kebebasan, hingga aku nggak punya kuasa untuk memilih pergi sejauh mungkin. Ruang gerakku terkunci. Bukan tinggal untuk bertahan, tapi, ada karena terpaksa.
Apakah mereka lupa bahwa, aku sendiri punya hak untuk memilih 'suka' atau 'nggak suka.' Namun kini memilihmu tanpa memberi waktu untuk hatiku mengatakan 'TIDAK' aku nggak mau. Aku nggak suka. Ngggak, aku punya pilihan sendiri, 'TIDAK'. Mengapa aku harus memaksakan hatiku untuk menyukai dia?
Aku nggak bisa melindungi diriku bahkan nggak bisa membela hatiku sendiri...
"Hai kamu yang tenang nggak bergeming, diam membisu, dengarkan keresahan hati ini, aku nggak mencintaimu! Meski kau taruh gelimang hartamu di atas baki bertahtakan berlian. Jangan harap aku membagi hatiku padamu. Aku akan menyumpahi diriku sampai mati, jika ternyata aku memberi kunci untuk kau buka hatiku supaya menerimamu. Mungkin iya, kalau aku sudah amnesia."
Aku sadar pasti kau anggap sikapku ini tak berpihak padamu, bahkan terlalu kasar, dan lancang berkata. Tapi, lebih baik jujur kan?
Apakah kau suka, nanti kau hidup dengan orang yang mencintaimu dengan setengah hati, karena separuh hatinya lagi bersama yang lain? Kau nggak pernah mendapatkan hatinya, dan kasihnya. Kau tahu, dia akan membencimu seumur hidup, karena kau telah merenggut cintanya, mimpi-mimpinya yang telah terajut bersama kekasihnya.Ini bukan perkara satu hari, satu bulan atau satu tahun, tapi kamu dan aku harus jalani hari-hari selamanya. Bagaimana nantinya kami; aku dan kamu menjalani hari tanpa rasa? dingin membeku.
Aku bisa bayangkan bahwa, di dalam perjalanan hidup nanti, jika kamu terus memaksa bersatu, kami akan menemukan banyak sesal bukan bahagia. Kami pasti menjumpai luka, bukan suka, dan tangis bukan manis. Ingat, cinta tulus nggak bisa dibeli dengan seberapa banyakpun kekayaan yang kamu punya. Aku, dan kamu akan membuat lubang luka hati bersama, dan terus menggenggam duri yang siap menusuk sampai menemukan takdir.
Jika aku terpaksa harus memilihmu, maka biarkan hatiku, rasaku pergi bersama cinta di senja jingga merangkul semua asa tanpa tersisa
Kau tahu apa yang membuatku menyesal, dan sakit dari semua ini? Bukan memilihmu, tapi menjadi sahabatmu dan mengenal keluargamu. Sebenarnya, kuncinya ada di tanganku dan kamu. Kami bisa menolak saja dengan mengatakan sejujurnya bahwa, kami tidak saling cinta... kami sudah punya pilihan hati.Seperti biasa aku akan memberikan puisi. Puisi Aku terpaksa memilih dia dan puisi biarkan ku memilih. Semoga kamu suka ya.
Aku terpaksa memilih dia
Air mata mengering sudahMenelan jingga merah
Kutelan sembilu mengubur cinta
di tanah gersang
Tuhan,
yang ku tahu, Kau ciptakan air mata ini tuk meringankan
penat di hati
Menguatkan jiwa yang merana
Aku bingung Tuhan
Bagaimana ku harus memilih
Memilih dengan terpaksa
dalam remuk hati
Rasa kecewa yang dalam
Aku tahu, aku pasti terluka
karena harus memilihnya
dan membiarkan hatiku robek
oleh cinta yang tak kuharap...
Terbayang olehku bahwa
nanti hatiku sesak bukan
dengan cinta
namun dengan belenggu luka
Aku belum berjuang
tapi langkahku tertutup
tiada daya..
Apakah aku harus mati?
Sebab hidup tanpa rasa bebas
bagaikan raga tak bernyawa
Dingin, beku..
Biarkan ku memilih
Biar saja hatiku memilih
Sebab aku tahu kapan
ku harus menjatuhkan hatiku
Aku tahu hatiku kemana
kan tertambat
Biarkan ku memilih
Sebab aku yang paling mengerti
hatiku
Walau bibir mengatup
dan manakala lidah tak
mengeja sepatah..
Biarkan ku memilih
sebab jika hatiku terluka
akulah yang mampu membasuh
meski aku harus tenggelam
dalam nyanyian cacian..
Jakarta,
Ike Lawbers
Catatan
Jika kamu nggak cinta seseorang, jangan paksakan hatimu untuk memilihnya. Kamu punya hak untuk mengatakan TIDAK, hingga nggak merusak seluruh harimu bersama orang yang terpaksa kau pilih. Masing-masing orang harus membuat pilihan setiap hari. Dalam kehidupan, kamu harus memilih. Pilihan kamu hari ini adalah penentu hari depan kamu. Apakah baik atau buruk. Sukses atau gagal, bahagia atau hancur. Cinta pun begitu. Maka sebaiknya bertanya pada Tuhan, dan hati kamu sebelum memilih, dan memutuskan.
Ini cerita fiksi ?
ReplyDelete