Cinta Yang Terlupa
Cinta yang terlupa menggambarkan tentang dua orang anak manusia yang pernah merajut tali asmara.
Tak ada yang dapat memisah cinta mereka waktu itu kecuali takdir, namun seiring berjalannya waktu mereka tak dapat mempertahankan cinta yang telah terajut...
Pagi masih pucat, langit tertutup kabut tebal, udara terasa dingin karena hujan semalaman belum reda. Namun laki-laki itu seperti tak peduli dengan alam... setiap saat dia datang dengan setumpuk curhatan pada sang khalik menuntut dikembalikan cintanya...
Mungkin kamu tak percaya bahwa diujung sana disuatu tempat yang sudah lama terlupakan olehmu, dia masih saja merunduk menunggumu.
Menatap angan meraba angin yang enggan pergi dari raut wajahnya yang sudah setengah senja yang merindui datangnya masa-masa silam...
Kenangan indah dan manis masih tersisa, bahkan mungkin masih hangat di dada hingga untuk beranjakpun dia hampir tak sanggup.
![]() |
Ekspresi laki-laki yang dilanda rindu. Morguefile Images |
Dia tetap duduk dalam kesendiriannya tak peduli meski awan kelam selimuti seantero langit hingga gelap jagat, atau siang berpaling pergi meninggalkan mentari... sesekali dia berdiri menantang desiran angin menggantang masa-masa silam mengulum rindu di dada
Adakah yang tertinggal disitu? Mungkinkah hatimu telah patah? Atau serpihan hatimu masih berserakan di atas ranting-ranting tua itu?
Tanah sudah lama tandus mengering retak meski diguyur lebatnya hujan, namun hatimu masih juga basah dengan rindu yang memerah.
Apakah masih ada sepenggal harap yang kau toreh pada helai dedaunan yang lelah menampung gelisahmu lalu mengering?
Iya, dunia tahu kau pernah merajut tali asmara di situ. Cinta kalian bagai pangeran dan ratu. Haripun sampai tak sanggup memisah kalian dari erat cinta yang terajut
Dia selalu menantinya dalam harap yang tak pernah terwujud
Hei,... kamu yang selalu menunggunya, kamu yang tak bisa mengubur rindumu, kisah lalumu, kamu yang setia dalam penantian bisu, menunggu hampa, memamah hari-hari yang tak pernah iba menemanimu...
Apakah kamu tak pernah berpikir di luar sana masih banyak antrian ratu yang dapat mengisi lembaran hatimu? Mewarnai harimu dengan cinta yang sama yang tak berakhir!
Kirimlah pesan hatimu pada senja memerah, goreskan tentang rasa cintamu yang belum usai, tentang hangat rindumu, sembilumu, resahmu dalam dada dan berharap dia membacanya jika fajar tiba...
Dan, kembali dalam pelukan jiwamu... semoga langit mengiba tak melelehkan gerimis menghapus pesanmu!
Hanya ada satu perempuan dihatinya
Lima belas tahun sudah berlalu meninggalkan banyak cerita cinta mereka. Ledrik seorang laki-laki terganteng di jurusan Hukum Internasional di sebuah universitas ternama di kota kembang Bandung.
Badannya sispek, tinggi 180 cm dan beratnya seimbang kalau di lihat saat dia berjalan. Kulit putih dan rambut setengah ikal. Dia mahasiswa berprestasi yang rendah hati, suka menolong sesama rekan. Dia juga punya beberapa keahlian dalam memainkan alat musik.
Lelaki hampir sempurna bagi kriteria perempuan pada umumnya. Ini yang membuat banyak mahasiswi tempat dia kuliah suka dan bersedia dijadikan pacar.
Tapi sayang laki-laki ini telah menjatuhkan hatinya pada perempuan berparas cantik, berambut pirang, jurusan sospol di gedung kampus sebelah. Wanita beruntung yang bisa merebut hatinya tanpa berlelah mencari perhatian.
Dia dan kekasih hatinya pernah menghabiskan waktu di situ. Bangunan tua itu jadi saksi bisu indahnya kemesrahan mereka.
Debu yang menempel setengah gedung yang belum direnovasi dan tidak pernah berganti warna cat, kusen-kusen jendela juga masih sama, cuma ada satu jendela tempat dia mengintip kekasih hatinya telah beralih fungsi menjadi sebuah pintu masuk. Itu semua semakin melekatkan kenangan manis yang tak pernah terulang.
Tiba-tiba rautnya menggurat senyum. Mata setengah sipit itu menatap dalam-dalam seakan ingin menumpahkan seluruh isi hatinya yang selama ini dia pendam sambil sesekali menghela nafas panjang lalu menghembuskannya seolah ada yang mengganjal batinnya...
"Hmmm, indah sekali... aku dan dia pernah bermesrahan di situ. Merangkul hangat lengannya, mencium lembut wangi rambutnya yang terurai sebahu. Kami sering mengintip angin yang tak pernah lelah meniup sejuk helai-helai rambut panjangnya."
"Kamu terlihat sangat cantik sayang, senyum manis selalu merekah di bibir tipismu membuat hatiku teduh dan ingin miliki utuh hatimu."
"Aku mencintaimu merinduimu... angin, tolong sampaikan rindu ini padanya dimanapun dia ada."
"Sikapmu yang terkadang kekanak-kanakan membuatku ingin selalu melindungimu dan manjakanmu dalam dekapku. Lita kau tahu, namamu selalu ada di hatiku.
Terukir manis dalam kalbu dan dalam setiap tarikan nafasku. Jujur aku belum sanggup mengubur rasa hati ini padamu meski waktu telah memisah kita begitu lama. Aku terkapar dalam kebisuan malam, menghitung lalu hari-hari dalam sunyi"
"Apakah dihatimu masih tersimpan sedikit saja kenangan kita berdua? Kita sama-sama jatuh cinta. Aku ingat, sehari saja kau tidak melihatku dilorong kelas kampus itu wajahmu lalu berubah tak bersemangat.
Kamu tahu, waktu itu aku pura-pura tak datang, lalu berdiri dibawah pohon asoka tertutup rimbunan bunga tepat di depan kampus. Aku bisa melihat semua kerisauan hatimu menanti hadirku!"
"Tuhan, betapa hebatnya Engkau ciptakan paras cantiknya meski dalam kerisauan kau begitu cantik. Aku mencintaimu. Aku takut hari bahkan waktu dapat merebut hatimu, cintamu dari lenganku yang kerap menjadi sayap teduhmu. Aku takut tak menemani hari-harimu..."
Lalu laki -laki itu menutup matanya dan berteriak, dia seperti menyalahkan takdir...
"Mengapa kita harus berpisah? Tolong jawab, mengapa waktu itu kita tak teruskan cinta kita saja? Kau memilih pergi dariku tanpa peduli hatiku. Jawablah aku..."
Langit semakin diselimuti awan kelabu. Rintik hujan basahi sekujur tubuhnya yang terlihat mulai menggigil kedinginan. Lalu dia seperti sujud di tanah, apakah itu berdoa? Entahlah sampai kapan.
Silahkan menikmati puisi Cinta yang terlupa.
Cinta yang terlupa
Lupaku jatuh pada anginLupaku jatuh pada hujan pucat
Lupaku jatuh pada tirai-tirai gelap
Lupaku jatuh di atas leger-leger
bambu pengap
Lupaku jatuh pada hatinya
Lupaku jatuh pada senyumnya
Lupaku jatuh pada cinta yang dalam
Lupaku jatuh pada cinta
yang tak pernah padam
Waktu pergi berlari
Menyembunyikan pagi dari mentari
Hati yang lama menanti
Setitik harap yang tak pasti
Datang menjelma bayang gelap
Tuhan,
Aku lelah dalam penantian
Meski yang ku nanti t'lah melupa
Mungkin hati telah patah?
Ataukah separuh jiwa lumpuh?
Jakarta,
Catatan
Ternyata seorang pria juga bisa kecewa. Punya rasa sakit. Malah kekecewaannya melebihi wanita.
Huwaaaaa... kok jadi ingat masa muda ya Mba, etdah sekarang udah tuwir kayaknya nih si Rey hahaha.
ReplyDeleteJadi ingat seseorang yang selalu bilang saya cantik, yang selalu banyak memberikan kata-kata yang melambungkan perasaan, entah mengapa saya kok nggak merasa klik dengannya, padahal dia selalu saja bikin saya bahagia *eh curcooll :D