Tuhan Ku Perlukan Engkau

Tuhan ku perlukan Engkau hidupku ini penuh dengan noda dan dosa. Tiliklah aku dan baharui hidupku Tuhan. Biar ku layak berdiri di hadapan-Mu seadanya ku, lalu bersujud di kakiMu meminta Engkau hadir disetiap helaan dan hembusan napasku sebab siapakah aku ini? Tak layak menyombongkan diri. Aku tak lebih dari seonggok sampah berserakan di tengah kerumun riuh. Mari Tuhan, mari datang genggam tanganku, lalu ajak ku berjalan di samping-Mu.

Tuhan sungguh ku perlukan Engkau dalam hidupku tuk temani aku dalam setiap langkah mengejar segala impian... sebab terkadang aku tidak kuat hadapi begitu banyak persoalan hidup yang mendera. kadangkala aku berpikir biarlah ku akhiri di sini, aku menyerah kalah. Aku lelah berjuang!

Tuhanku, Sebagai anakMu, aku selalu memanggil-manggil Engkau tak kenal waktu mengeluarkan seluruh unek-unekku padaMu, tentang pekerjaanku, berbagai rencana dan keinginanku. Ada banyak kali aku tergoda untuk menyeleweng, artinya aku mau melawan kehendakMu untuk hidup sesukaku. Aku seperti tak punya iman dan keyakinan padamu ya Allah karena selalu bersungut...
Tuhan ku perlukan Engkau
Tuhan, sungguh aku perlukan Engkau. Unsplash Images
Ingin punya cara sendiri untuk dapat peroleh apa yang ku mau supaya menyenangkan hati orang-orang yang ku kasihi dan ku cinta. Aku ingin melihat mereka tertawa gembira dan bahagia menerima apa yang ku bawa pulang. Lalu Tuhan, aku merasa aku harus memilih jalan cepat. Aku tidak mau awali dengan merangkak, tapi langsung berlari!

Apalagi melihat orang di sekelilingku bergelimang mewah lalu ku bisikkan hati kecil ku, "ayo kau bisa... boleh kok kamu ambil cara instan, jalur cepat supaya bisa kau gapai impianmu." "Kali-kali kau tengoklah mereka yang bepergian kemana-mana bermobil mewah. Style-nya yang kekinian!

Tapi kau? Kau hanya bisa bepergian dengan bus kota yang sering mogok di jalanan. Desak-sakkan di bawah kelek orang. Syukur-syukur dapat duduk! Ya palingan sesekali naik motor butut. Itu juga dapat beli dengan cara nyicil dari hasil kerjamu di rantau ini setelah dibagikan untuk orang-orang tercinta yang selama ini menggantung harap di bahumu..

Tuhan, tak kuasa aku menahan kecamuknya seluruh pikiran dan hati sampai terkadang perutku terasa mules gara-gara berusaha mendiamkan hatiku! Otakku berpikir keras bagaimana aku bisa sama seperti mereka. Miliki apa saja yang kuingin.

Paling tidak style nya ku ini loh bisa seperti mereka. Bergaya kekinian. Pake barang-barang branded. Gak apalah biar itu kw 5 or kw ke berapa...yang penting aku tak seperti mamak-mamak berpakaian, begitu kata tetangga sebelah.

Tuhan aku memerlukanMu

Tuhan, apakah Engkau dengar semua gumulku? Atau Engkau sudah marah dan bosan mendengar ocehanku ini yang jelas-jelas memaksa Engkau. Saat ini betul hatiku lagi risau dan galau. Aku sedang mempertimbangkan untuk mengambil sebuah keputusan hati melangkahkan kaki ikuti pikiranku yang tadi sudah ku bilang pada Engkau...
Tolong aku Tuhan, saat ini aku perlu jawabanMu.
Aku sudah siap mendengar semua jawabMu. Meski nanti jawabanMu berbeda dari keinginan hatiku. Atau nanti Engkau akan menegur dan mengahajarku dengan kata-kata keras!

Dengan penuh kasih dan kelembutan DIA menjawabku...

"Apa yang membuatmu kuatir anakKu? Cintakah? Kasihkah? Hidupmukah? Lihatlah di sekelilingmu, mereka yang tak beruntung, miskin dan papah." bercucuran keringat dan berlinang air mata untuk makan.

"Lihatlah, hampa tatapan mereka, berdiri dengan perut kempis, lapar menyaksikan makanan nan lezat dan minuman dingin penawar dahaga yang lagi disantap orang-orang yang memiliki segalanya sambil telan ludah.

"Lihatlah anak-anak jalanan mengais-ngais rezeki sembari menelan ludahnya yang terakhir mereka menjual suara karena kering sudah tenggorokkannya di tengah hawa panas dan kepulan debu dan asap knalpot kendaraan dengan harap-harap cemas apakah cukup untuk makan hari ini..."

"Lihatlah mamak-mamak menggendong kompor gas, termos, serta dagangan lain berjalan susuri kota tanpa merasa lelah..."

"Kamu masih beruntung, kamu punya pekerjaan, dan orang-orang yang sungguh menyayangimu."

Aku seperti terbangun dari mimpi, bahwa selama ini aku hanya berfokus pada diriku sendiri. Seolah aku yang paling menderita di dunia ini. Aku terlalu egois, maafkan aku Tuhan. Ku tak dapat bendung linangan air mata ini.

Ditengah gelombang dunia yang begitu kuat yang siap menghempaskan Anda, saya dan siapa saja dari kehidupannya jika tidak mengandalkan Tuhan sebagai kekuatannya. Tuhan adalah pemilik bumi, langit, dan semua mahluk yang punya napas hidup. Siapakah manusia sehingga ia terlalu sombong? Merasa kuat dan gagahnya lalu tidak memerlukan kehadiran dan campur tangan Tuhan dalam setiap juang dan dalam karyanya?
Tuhan ku perlukan Engkau
Maafkan aku Tuhan, aku selalu melupakan-Mu. Pixabay Images
Terus terang akulah orang yang selalu melupakan kebaikan Tuhan dalam hidup ini. Lupa dan tidak tahu ucap terimakasih pada Tuhan yang empunya kerajaan ini. Aku jarang datang dan bertanya pada Tuhan tentang mengapa dan bagaimana rencana Tuhan dalam hidup ku. Apalagi disaat sedang senang dan bahagia. Tak tahu diri aku lupa DIA yang memberiku napas.

Diriku cuma tahu keluarkan segala unek-unekku pada Tuhan jika semua yang ku peroleh tidak sesui dengan apa yang ku harapkan. Bersungut-sungut sepanjang mataku terbuka dalam melakukan segala aktivitas di seharian dan saat melihat orang lain bisa punya segalanya. Aku hanya perduli pada diriku sendiri sampai aku lupa mengucap syukur. Mensyukuri apapun yang ku miliki saat ini...

Begitu sombong dan angkuhnya aku hingga suatu saat dimana aku terantuk batu jatuh dan kehilangan daya baru sadar bahwa kekuatan hanya bersumber pada Allah. Aku sangat memerlukan kekuatan yang sesungguhnya untuk memegang tangan ku dan mengangkat hingga aku dapat bangkit dari kejatuhan.

Mengapa kita begitu sombong? Padahal saya, Anda, kita semua ibarat sekuntum bunga yang indah di taman. Harum, mekar tak sampai sepertiga musim lalu layu dan jatuh di tanah mengering tersapu angin. Adakah yang dapat bertahan hingga beberapa musim menjelang?

Dalam hidup ini, kita sering membanggakan diri dengan apa yang kita punya, dan menyalahkan Tuhan jika tidak merasa puas dengan target yang di capai. Menjadi seorang yang sombong dan egois. Jangan lupa yang kita miliki di dunia ini cuma sementara.

Kecantikan, dan kemolekan tubuh perlahan akan berubah seiring berjalannya waktu. Hidup kita juga cuma sementara di dunia. Jika mati, hanya perahu kematian yang kita bawa! Artinya, hanya tubuh yang fana. Ketahuilah bahwa Anda dan saya sedang mengontrak pada Pemilik bumi ini. Entahkah hari ini atau esok kita berakhir. Hanya Tuhan yang tahu kapan dan bagaimana...

Catatan hati:
Terkadang kita merasa bahwa kitalah yang paling menderita di dunia ini. Lalu menyalahkan Tuhan dengan berbagai pertanyaan. "Tuhan, mengapa saya tidak seberuntung dia? Mengapa saya tidak sekaya dia? Mengapa saya tidak secantik atau setampan dia?"

Padahal mestinya saya dan Anda tak henti-hentinya mengucap syukur dan berterimakasih pada Tuhan yang begitu baik beri napas gratis hingga Anda dan saya hidup sehat dan kuat dan kita dapat melakukan segala sesuatu sampai detik ini.

Mulai hari ini, saat ini, jika Anda bangun dari tidur, begitu mata Anda terbuka melihat fajar pagi dan menghirup dinginnya udara pagi maka ucaplah syukur karena Anda  masih dikasih kesempatan untuk menikmati berkat hari ini.

Nikmati puisi sebagai berikut, Puisi Tuhan ku perlukan Engkau.

Tuhan ku perlukan Engkau

Mari Tuhan, mari genggam tanganku
lalu ajak aku berjalan di sampingMu
Bawa aku susuri jalan-jalan
meski itu terjal

Mendekatlah Tuhan padaku
Angkat dan layakanku
berdiri di hadapanMu
menjadi anak kebanggaanMu

Beriku rahmatMu
dan kuasaMu atas hidupku
agar ku bertindak sesuai
kehendakMu

Ajar ku menghitung
sedemikian berkatMu
hingga tak lupa ku naikkan
pujian dan syukur
s'lalu ke hadapan hadiratMu

Jakarta,
Ike

Catatan
Berhentilah bersungut-sungut dan gantikanlah dengan selalu mengucap syukur. Dengan demikian segala sesuatu yang kita kerjakan diberkati Tuhan dengan limpahan berkat.

Post a Comment for "Tuhan Ku Perlukan Engkau"